
Hi kamu, apa kabar?
Aku tau sekarang kau sudah ada yang resmi memiliki.
Tapi kenapa kau selalu ramah menyapaku?
Kau tak takut istrimu marah?
Ah tentu tidak ya 🙂
Karena aku yakin istrimu tidak tau.
Karena kau begitu mesranya menyapaku.
Teringat kapan terakhir kita bercumbu.
Akupun menikmatinya, walau aku tau kau takkan pernah kumiliki.
Kau tak pernah berkeluh kesah tentang istrimu karena mungkin malu.
Atau karena kau takut aku cemburu?
Pernah kah kau berpikir jika aku begitu tergila-gila denganmu?
Pernahkah kau berpikir jika aku bisa saja nekat membuka kartumu?
Pernahkah kau berpikir jika istri dan keluargamu tau?
Ah cinta memang gila.
Kau begitu pandai merayu, membuatku nyaman dalam kalimat.
Namun sesekali ku berpikir, selain aku siapa lagi?
Wanita mana lagi yang menjadi “mainan”mu?
Wanita mana lagi yang membiarkan terbuai pesonamu?
Tapi ya sudahlah, yang penting kau merasa nyaman bersamaku.
Dan akupun demikian.
Walau kadang ingin sekali bertukar posisi dengan istrimu.
Tapi yang terbayang adalah rasa sakit jika aku berada diposisinya.
Dikhianati.
Dibohongi.
Tapi kau sangat menikmati.
Tak peduli akan semua kekhawatiranku.
Tak peduli akan semua ketakutanku.
Sekarang kau tiba-tiba menghilang.
Tak ada kabar berita.
Sulit dihubungi.
Rindu rasanya.
Rindu sampai terbawa tidurku.
Tak apakah jika aku yang menghubungiku?
Tapi diperjanjian antara kita, kaulah yang akan menghubungiku dahulu.
Aku tau maksudmu.
Biar posisimu aman kan?
Ya aku mengerti sayang 🙂
Kalau aku yang menghubungimu duluan, kau takut ketauan istrimu kan?
Ah, laki-laki..
Kau membuatku belajar banyak hal..
Belajar membohongi
Belajar mengkhianati
Belajar tak peduli
Belajar mencintai
Belajar memberikan kenyamanan
Tapi satu yang tidak kudapat darimu..
Belajar tentang kesetiaan 🙂
Terimakasih telah membuatku seperti ini.
Rindu sampai terbawa mimpi.